Prinsip prinsip kerja desain
Pesan visual harus kreatif, asli, inovatif,
komunikatif, efisien, dan efektif. Sekaligus indah secara estetis. Dalam
mendesain, kita perlu memperhatikan beberapa prinsip prinsip kerja desain yang harus
selalu diterapkan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Baca juga : tips untuk menjadi webmaster
1.
Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan merupakan pembagian berat yang
sama, baik secara visual maupun optik. Desain dikatakan seimbang apabila objek
pada bagian kiri atau kanan, bagian atas atau bawah terkesan sama berat. Desain
harus memiliki keseimbangan agar nyaman di pandang dan tidak membuat gelisah.
Seperti halnya ketika kita melihat pohon atau
bangunan yang akan roboh, kita akan merasa tidak nyaman dan cenderung gelisah.
Dalam bidang seni keseimbangan ini tidak dapat diukur secara pasti, tetapi
dapat dirasakan. Ketika suatu keadaan dimana semua bagian dalam sebuah desain
tidak ada yang saling membebani.
Dari itu pula terdapat dua pendekatan untuk
menciptakan keseimbangan:
a.
Keseimbangan simetris / formal
Membagi sama berat masa antara kanan atau
kiri, antara atas dan bawah secara simetris atau setara.
b.
Keseimbangan asimetris/ informal
Penyusun elemen desain yang tidak sama antara
sisi kanan dan kiri dengan kiri atau atas dengan bawah, namun tetap terasa
seimbang. Hal ini dapat dibedakan dengan menggunakan bentuk atau warna yang
berbeda, misalnya pada sisi kiri menggunakan lingkaran bulat besar berwarna
pastel, sedangkan disisi kanan menggunakan titik kecil berwarna tua.
Keseimbangan asimetris tampak lebih bervariatif dan dinamis.
2.
Irama (Rhythm)
Irama adalah pengulangan gerak atau penyusunan
bentuk secara berulang ulang. Dalam desain, irama dapat berupa repetisi atau
variasi. Repetisi merupakan elemen yang dibuat secara berulang ulang dan
konsisten. Sedangkan secara variasi, irama adalah pengulangan elemen visual
disertai perubahan bentuk, ukuran, atau posisi.
Bentuk irama yang konsisten dapat kita lihat
pada motif batik parang yang dibuat secara konsisten dan berulang ulang.
Sedangkan untuk variatif, dapat kita lihat dari contoh alam seperti pengulangan
gerak pada ombak laut, barisan semut, gerk dedaunan, dan lain sebagainya.
3.
Penekanan / Dominasi (Emphasis)
Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar
tata rupa yang harus ada dalam karya seni dan desain. Dominasi sendiri berasal
dari kata Dominance yang berarti keunggulan, penggunaan penekanan ini dapat
membangun visual sebagai pusat perhatian, yang bertujuan untuk menonjolkan
salah satu unsur sebagai pusat perhatian.
Sehingga mencapai nilai yang
artistik. Informasi yang dianggap paling penting untuk disampaikan kepada
konsumen yang harus ditonjolkan secara mencolok melalui elemen visual yang
kuat.
Dalam dunia desain, penekanan sering juga
disebut center of interest, focal point, dan eye catcher. Penekanan dapat juga
menggunakan ruang kosong. Ini dimaksudkan agar bidang karya desain tidak
terlalu padat. Tentu saja dengan menambahkan sebuah objek yang akan menjadi
dominan.
Selain untuk menarik perhatian terdapat pula beberapa tujuan lain dari
pada penekanan atau dominasi ini, yaitu untuk menghilangkan kebosanan dan untuk
memecah keberaturan.
Terdapat beberapa cara untuk menonjolkan
elemen visual dalam karya desain, yaitu sebagai berikut:
a.
Kontras
Focal point dapat dicapai dengan menggunakan
kontras yaitu, objek yang dianggap penting dibuat berbeda dengan elemen yang
lain. Contohnya, garis vertikal akan tampak menonjol di antara banyaknya garis
horizontal.
b.
Isolasi objek
Focal point jga dapat diciptakan dengan cara
memisahkan objek dari kumpulan kumpulan objek yang lain. Contoh desain yang menggunakan
sistem ini biasanya sering digunakan pada desan iklan produk. Seperti iklan
pada apple, iphone, samsung, dan masih banyak lagi yang lainnya.
c.
Penempatan objek
Objek yang ditempatkan di tengah akan menjadi
focal point, elemen desain ini harus memiliki stopping power. Dalam artian,
misalnya ketika desain publikasi perlu adanya penonjolan salah satu elemen
dengan tujuan untuk menarik perhatian pembaca. Tanpa stopping power yang
kuat, itu akan menjadi hal yang biasa
saja, berlalu, mudah dilupakan bagi para pembaca atau konsumen.
4.
Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar
yang sangat penting. Tidak adanya sebuah kesatuan dalam sebuah karya desain
akan membuat karya tersebut terlihat tercerai-berai, dan kacau-balau. Ini pula
yang akan mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman untuk dipandang. Prinsip
ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan.
Jika salah satu atau beberapa unsur
rupa mempunyai hubungan (warna,raut,arah) maka kesatuan telah tercapai.
Desain dikatakan telah menyatu apabila secara
keseluruhan tampak harmonis, terdapat kesatuan antara tema, thypografy,
ilustrasi/foto.