Facebook

Prinsip prinsip kerja desain


Prinsip prinsip kerja desain

prinsip prinsip kerja desain


Pesan visual harus kreatif, asli, inovatif, komunikatif, efisien, dan efektif. Sekaligus indah secara estetis. Dalam mendesain, kita perlu memperhatikan beberapa prinsip prinsip kerja desain yang harus selalu diterapkan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.


1.       Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan merupakan pembagian berat yang sama, baik secara visual maupun optik. Desain dikatakan seimbang apabila objek pada bagian kiri atau kanan, bagian atas atau bawah terkesan sama berat. Desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman di pandang dan tidak membuat gelisah.

Seperti halnya ketika kita melihat pohon atau bangunan yang akan roboh, kita akan merasa tidak nyaman dan cenderung gelisah. Dalam bidang seni keseimbangan ini tidak dapat diukur secara pasti, tetapi dapat dirasakan. Ketika suatu keadaan dimana semua bagian dalam sebuah desain tidak ada yang saling membebani.

Dari itu pula terdapat dua pendekatan untuk menciptakan keseimbangan:

a.       Keseimbangan simetris / formal

Membagi sama berat masa antara kanan atau kiri, antara atas dan bawah secara simetris atau setara.

b.       Keseimbangan asimetris/ informal

Penyusun elemen desain yang tidak sama antara sisi kanan dan kiri dengan kiri atau atas dengan bawah, namun tetap terasa seimbang. Hal ini dapat dibedakan dengan menggunakan bentuk atau warna yang berbeda, misalnya pada sisi kiri menggunakan lingkaran bulat besar berwarna pastel, sedangkan disisi kanan menggunakan titik kecil berwarna tua. Keseimbangan asimetris tampak lebih bervariatif dan dinamis.

2.       Irama (Rhythm)

Irama adalah pengulangan gerak atau penyusunan bentuk secara berulang ulang. Dalam desain, irama dapat berupa repetisi atau variasi. Repetisi merupakan elemen yang dibuat secara berulang ulang dan konsisten. Sedangkan secara variasi, irama adalah pengulangan elemen visual disertai perubahan bentuk, ukuran, atau posisi.

Bentuk irama yang konsisten dapat kita lihat pada motif batik parang yang dibuat secara konsisten dan berulang ulang. Sedangkan untuk variatif, dapat kita lihat dari contoh alam seperti pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerk dedaunan, dan lain sebagainya.

3.       Penekanan / Dominasi (Emphasis)

Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang harus ada dalam karya seni dan desain. Dominasi sendiri berasal dari kata Dominance yang berarti keunggulan, penggunaan penekanan ini dapat membangun visual sebagai pusat perhatian, yang bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian.

 Sehingga mencapai nilai yang artistik. Informasi yang dianggap paling penting untuk disampaikan kepada konsumen yang harus ditonjolkan secara mencolok melalui elemen visual yang kuat.

Dalam dunia desain, penekanan sering juga disebut center of interest, focal point, dan eye catcher. Penekanan dapat juga menggunakan ruang kosong. Ini dimaksudkan agar bidang karya desain tidak terlalu padat. Tentu saja dengan menambahkan sebuah objek yang akan menjadi dominan. 

Selain untuk menarik perhatian terdapat pula beberapa tujuan lain dari pada penekanan atau dominasi ini, yaitu untuk menghilangkan kebosanan dan untuk memecah keberaturan.

Terdapat beberapa cara untuk menonjolkan elemen visual dalam karya desain, yaitu sebagai berikut:

a.       Kontras

Focal point dapat dicapai dengan menggunakan kontras yaitu, objek yang dianggap penting dibuat berbeda dengan elemen yang lain. Contohnya, garis vertikal akan tampak menonjol di antara banyaknya garis horizontal.
b.       Isolasi objek

Focal point jga dapat diciptakan dengan cara memisahkan objek dari kumpulan kumpulan objek yang lain. Contoh desain yang menggunakan sistem ini biasanya sering digunakan pada desan iklan produk. Seperti iklan pada apple, iphone, samsung, dan masih banyak lagi yang lainnya.

c.       Penempatan objek
Objek yang ditempatkan di tengah akan menjadi focal point, elemen desain ini harus memiliki stopping power. Dalam artian, misalnya ketika desain publikasi perlu adanya penonjolan salah satu elemen dengan tujuan untuk menarik perhatian pembaca. Tanpa stopping power yang kuat,  itu akan menjadi hal yang biasa saja, berlalu, mudah dilupakan bagi para pembaca atau konsumen.

4.       Kesatuan (Unity)

Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar yang sangat penting. Tidak adanya sebuah kesatuan dalam sebuah karya desain akan membuat karya tersebut terlihat tercerai-berai, dan kacau-balau. Ini pula yang akan mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman untuk dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan.

 Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna,raut,arah) maka kesatuan telah tercapai.

Desain dikatakan telah menyatu apabila secara keseluruhan tampak harmonis, terdapat kesatuan antara tema, thypografy, ilustrasi/foto.

Demikian uraian singkat mengenai prinsip-prinsip desain dalam perancangan Desain Komunikasi Visual khususnya semoga dapat bermanfaat bagi anda yang membacanya


Disqus Comments